Decluttering Mimpi

No comments

 


Akhir-akhir ini setelah melewati pergantian tahun bisa dibilang aku menjadi orang yang skeptis dengan diri sendiri. Banyak mimpi yang menguap begitu saja tentu membuat aku sedih.

Tapi aku tidak menunjukan pada siapa-siapa. Biarlah kupendam saja sendiri. Gwenjhana. Apalagi profesi blogger bisa dibilang bukan profesi yang sebenar-benarnya profesi bukan? Banyak sekali orang yang masih memandang sebelah mata. Ugh.

Lalu secara tak sengaja aku menemukan Tips Melamar kerja dari Shinbi House. Aku berfikir, dalam hidup ini tak ada yang kebetulan bukan? Apakah ini merupakan salah satu tanda dari Allah agar aku bekerja lagi? Atau melanjutkan mimpi-mimpi yang tertunda sekian tahun lalu?

Saya tersenyum kelu. Selama ini saya terlalu banyak mimpi sehingga di dalamnya pasti serba ruwet. Layaknya benang yang berjejalan tak beraturan.

Hingga aku menuliskan tema tentang decluttering, aku bingung. Apa yang perlu aku deckluttering dalam rumahku? Semua terlihat sudah rapi sebagai mana fungsinya.

Apalagi dari bertahun-tahun lalu aku memang penganut hidup minimalis. Jadi semuanya terlihat sudah teratur rapi. Tak perlu decluttering lagi.

Hingga aku tersadar, sebelum mengoreksi yang ada di dalam rumahku seharusnya aku decluttering dulu hidupku yang ruwet itu. Aku sudah sepantasnya memilah mana yang harus aku keep, pertahankan sementara dan aku buang selamanya.

Seperti decluttering barang, sudah pasti awalnya akan terasa sayang. Disimpan dulu, yakin kog nanti bakalan bermanfaat, yakin kog nanti bakalan berguna. Namun aku lupa semakin lama aku ngekeepnya bakalan semakin sesak, berjejalan dan tentu saja lelah euy.

Pantes selama ini aku jadinya emosian kan? Hidup nggak teratur sih. Sudah waktunya satu-satu legowo, melepaskan mimpi dan harapan yang mungkin saja tak mungkin terwujud.

Decluttering Mimpi dan Harapan 2023

1.Melepaskan Mimpi orang Bayar Hutang

Jujurly, aku dari dulu pengen banget mengikhlaskan orang yang nggak bayar hutang. Lupa gitu. Namun lagi-lagi pas dompetku sekarat aku teringat lagi dan lagi. Bukan nominal kecil euy, gimana bisa mengikhlaskannya.

Yang pertama 15 juta, kebayang uang segitu tinggal nambahin dikit bisa buat main salju ke Korea kan? Ketemu oppa-oppa cakeb, atau jualan es serut dengan modal syrup Marjan saja wkwkkw.

Yang kedua , ketiga, keempat dan kelima. Meski kecil kalau dikumpulkan juga lebih dari 10 juta. Sebel nggak sih, uang segitu lumanyun banget kan, buat beli property foto sudah cakeb banget.

Tapi semakin aku pikirkan hatiku makin sesak, mereka tak ada ikhtiar sedikitpun membayarnya. Cicil kek, lama-lama lunas juga kan.  Krik… krik,,, krik, katanya mau mengikhlaskan kog masih ngedumel sih ish dasar aku.

2. Membuang Mimpi buka Butik Lagi Tahun ini.

Setahun lalu sewaktu aku take over, aku berharap hanya jeda selama setahun. Bertahun-tahun bisnis di bidang fashion suka nggak suka aku menjadi sedikit suka.

 Memiliki aneka baju update tanpa harus merogoh kocek yang dalam malahan mendapatkan keuntungan merupakan hal yang patut aku syukuri. Namun jiika sekarang harus membukanya lagi sepertinya tidak.

Kondisi ekonomi masih tidak baik-baik saja. Beberapa teman cowok yang membuka ulang usaha kini mau nggak mau banyak yang berusaha sampingan. Mulai bekerja di kilang, menjadi ojol, bahkan ada yang beralih memiliki usaha kuliner.

3. Usaha Kuliner

Beberapa minggu lalu ada teman yang ingin usaha kuliner barengan. Aku yang memasak dan dia yang memasarkannya. Nggak perlu capek, aku hanya masak dan packing saja.

Tapi, emang masak itu mudah? Kebayang belanja ke pasar, beberes, bikin bumbu, eksekusi, masak, packing. Hahahaha baru ngebayanginnya saja sudah lelah, sepertinya aku harus melambaikan bendera putih.

4. Food Blogger & Food Vlogger

Hal yang paling menyenangkan itu adalah bekerja sesuai pasion kita bukan? Selain shopping yang membuat aku bahagia adalah kulineran. Sudah pasti bakalan cocok kalau aku menjadi food blogger maupun food vlogger bukan?

Eit, tapi tunggu dulu, jangan terburu-buru.

Dengan berat badanku di angka 72 serius masih kepengen jadi food blogger? Apalagi dengan badan yang rada sakit-sakitan aku pikir ini bukan pemikiran yang tepat deh. Yuk buang mimpinya.

Makan saja sekarang harus hati-hati yak an, masa iya masih mau menjadi food blogger yang nyicipin makanan tiap minggu?

 

Penutup

Finally aku pengen memilah lagi mimpi-mimpiku yang jujur terlalu banyak aku keep di kepalaku. See you, nanti aku tulis part 2 nya ya. Sudah malam nih sudah jam setengah 2 hehehe.

 

 



No comments